Penulis : Syaikh Ali bin Nayif Asy-Syuhud
Banyak kaum muslimin rajin beribadah dan melakukan banyak amal saleh, tetapi mereka tidak mengetahui keutamaan amalan-amalannya. Bahkan, tidak mengetahui apakah amalan tersebut sunah atau bid’ah. Akibatnya, mereka merasa jenuh, hilang rasa khusyuk dan ikhlas. Begitu pula banyak kaum muslimin yang malas beribadah dan enggan melakukan suatu amal kebajikan—na’udzubillahi min dzalik, padahal kondisinya sangat memungkinkan; kaya, sehat, memiliki banyak waktu luang, dsb.
Untuk itu, perlu adanya motivasi dan pencerahan amal yang berdampak pada keistiqamahan ibadah, peningkatan amal, juga bangkitnya dari kealpaan sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Buku SHAHIH FADHILAH AMAL berisi untaian hadits motivasi amal yang shahih dari Nabi Muhammad SAW. Disusun dan dikelompokkan dalam bab-bab; mulai keutamaan tauhid, iman, ilmu, ibadah hingga masalah utang-piutang, bercocok tanam, muamalah, dan akhlak.
Tahukah Anda bahwa orang yang memberi pinjaman (utang) kepada saudaranya maka Allah akan menghapus dan menutupi kesalahan-kesalahannya (pemberi utang), memberi balasan yang banyak atas (pinjaman) yang sedikit, dan menunda azab?
Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam diisra’kan, aku melihat tulisan di pintu surga: sedekah dengan sepuluh kali lipatnya, dan pinjaman dengan delapan belas kali lipatnya.” Nabi bersabda, “Aku bertanya kepada Jibril, ‘Kenapa pinjaman itu lebih utama daripada sedekah?’” Beliau menjawab, “Peminta itu meminta, padahal dia punya. Sedangkan Orang yang mencari pinjaman itu mencari pinjaman karena dia memang memerlukannya.”
Banyak lagi keutamaan dan hadits-hadits motivasi amal, yang–mungkin–tak pernah Anda menduganya.
Kelebihan buku SHAHIH FADHILAH AMAL:
• Dalil-dalilnya shahih dari Nabi SAW
- Ada kesimpulan pada setiap akhir bab; mengingatkan pembaca terhadap isi bab yang telah dibaca, atau memudahkan pembaca dalam menemukan pokok pikiran dari bab yang dibaca.
- Keterangan penjelas hadits; tak sekadar menampilkan lafal hadits dan tejemahnya saja, tetapi penulis juga memberi keterangan sebagai penjelas. Ini menjadikan pembaca semakin mudah dalam memahami kandungan hadits yang dipaparkan.
Jika sudah ada yang jelas shahih-nya, mengapa masih membaca yang dhaif atau tidak jelas?