Pengarang : Prof.DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi
Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu adalah sosok Khulafa Ar-Rasyidun, yang dipilih dan dibaiat pasca meninggalnya Umar bin Al-Khattab Radhiyallahu Anhu. Ia sosok yang sangt istimewa, kerana menjadi menantu dari dua anak perempuan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam; Ummu Kultsum dan Ruqayyah Radhiyallahu Anhuma.
Dialah satu-satunya sahabat yang berkahwin dengan dua puteri Rasulullah, sehingga mendapat jolokan "Dzunnurain" (Lelaki yang Mempunyai Dua Cahaya). Rasulullah begitu sangat menghargai sosok sahabat ini, sehingga pada suatu ketika, ketika Utsman masuk untuk menemuinya, betis Rasululllah yang tersingkap segera beliau tutupi. Kepada Aisyah beliau berkata, "Sesungguhnya aku malu kepada orang yang para malaikat pun malu kepadanya." Atau dalam hadis lain, beliau berkata, "Yang paling mempunyai sifat pemalu adalah Uthman."
Utsman bin Affan dikenal sebagai khalifah yang tajir dan dermawan. Hartanya yang melimpah ia gunakan berjihad di jalan Allah. Ia menjadi penyumbang kaum muslimin dalam beberapa peperangan, juga menjadi penyumbang dalam memenuhi segala keperluan dan kemudahan yang dikhidmatkan buat umat Islam. Selepas Perang Tabuk, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Apa-apa yang dilakukan Utsman selepas ini tidak mengapa (dimaafkan dosa-dosanya)."
Begitu cintanya Rasulullah kepada sosok Uthman, maka ketika Utsman dikirim sebagai delegasi kaum Muslimin untuk menemui para pemuka Quraisy di Makkah, kemudian tersiar kabar bahwa dirinya dibunuh, Rasulullah segera mengumpulkan para sahabat untuk melakukan baiat agar para sahabat tetap tegar dan berjuang untuk melawan kaum kafir Quraisy . "Ini adalah yangan Utsman," ujar Rasulullah sambil memukulkan telapak tangan kanannya ke atas tangan kirinya. Baiat tersebut kemudian diikuti oleh kira-kira 1,400 sahabat, yang siap membela kehormatan Utsman bin Affan. Baiat itu kemudian dikenali sebagai "baiatur Ridhwan."
Utsman bin Affan adalah sosok yang santun, lembut dan penyabar. Sifat inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemberontak, baik dari kaum munafik maupun para pengikut Ibnu Saba untuk menabur fitnah dan melakukan pergolakan pada masa pemerintahan Usman. Uthman dengan kesabaran dan kecerdikannya tidak terpancing dengan pelbagai aksi provokasi tersebut, semata-mata ia tidak ingin menumpahkan darah dan tidak ingin berlaku huru hara yang lebih besar lagi.
Uthman mengetahui peristiwa yang akan menimpanya, pemberontakan dan pembunuhan, yang sudah diramalkan dan disampaikan oleh Rasulullah kepadanya. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang selamat dari tiga hal, maka sesungguhnya dia selamat (beliau menyebutnya tiga kali); Kematianku, Dajjal dan pembunuhan terhadap khalifah yang sabar dengan kebenaran dan menyampaikannya. "Pembunuhan terhadap khalifah yang sabar yang dimaksud adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.